Qashar Shalat
Qashar shalat adalah meringkas
raka’at shalat fardlu yang memiliki empat raka’at menjadi dua raka’at. Shalat
fardlu yang dimaksud adalah Dhuhur, Ashar dan Isya’.
Hukum Qashar Shalat
Hukum melaksanakan qashar shalat
adalah:
a. Jawaz (boleh), apabila perjalanan
telah mencapai jarak yang diperbolehkan melakukan qashar, namun belum mencapai
jarak tiga marhalah . Dalam kondisi ini yang lebih utama adalah tidak melakukan
qAshar shalat.
b. Afdlol (lebih utama), apabila
jarak perjalanan sudah mencapai tiga marhalah atau lebih.
c. Wajib, apabila waktu shalat tidak
cukup digunakan untuk melakukan shalat, kecuali dengan cara qashar.
Dalil Qashar Shalat
Dalil yang mendasari pelaksanaan
qashar shalat adalah firman Allah swt.:
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي ٱلأَرْضِ
فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُواْ مِنَ ٱلصَّلاَةِ (النساء: 101)
“Dan apabila kamu bepergian di muka
bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang-(mu).” (QS. An Nisa’:
101)
Syarat Qashar Shalat
Shalat boleh diqashar apabila
memenuhi sembilan syarat, yaitu:
a. Jarak yang ditempuh telah
mencapai dua marhalah atau enam belas farsakh (empat puluh delapan mil). Ibnu
Abdul Bar mengatakan bahwa: 1 mil setara dengan 3.500 dziro’, 1 dziro’ sama
dengan 48 cm. Jadi, dapat diketahui bahwa perjalanan yang diperbolehkan
mengqashar shalat adalah 80,64 km.
b. Mengetahui diperbolehkannya
mengqashar shalat.
c. Bepergian tidak untuk tujuan
maksiat.
d. Bepergian dengan tujuan daerah
tertentu, sehingga seorang musafir yang tidak mempunyai tujuan daerah tertentu,
tidah diperbolehkan qashar shalat.
e. Niat qashar shalat saat
takbirotul ihram; misalnya:
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ/
الْعَصْرِ/ الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ قَصْرًا للهِ تَعَالٰى
f. Selalu menjaga kemantapan niat
selama shalat berlangsung. Sehingga apabila saat melakukan shalat qashar muncul
keragu-raguan, apakah meneruskan shalat dengan qashar atau dengan
menyempurnakan, maka ia harus menyempurnakan shalat menjadi empat raka’at.
g. Tidak bermakmum kepada orang yang
menyempurnakan shalat.
h. Dalam keadaan bepergian sampai
selesai mengerjakan shalat.
i. Telah melewati batas desa atau
dusunnya.
Jama’ Shalat
Bagi seorang musafir yang memenuhi
syarat diperbolehkannya mengqashar shalat, juga diperbolehkan melakukan jama’
shalat, yakni mengumpulkan shalat Dhuhur dengan Ashar pada waktu shalat Dhuhur,
dan mengumpulkan shalat Maghrib dengan Isya’ pada waktu shalat Maghrib, atau
mengumpulkan shalat Dhuhur dengan Ashar pada waktu shalat Ashar, atau
mengumpulkan shalat Maghrib dengan Isya’ pada waktu shalat Isya’.
Dari keterangan di atas, diketahui
bahwa jama’ shalat adakalanya taqdim (pelaksanaan shalat diletakkan pada waktu
shalat pertama), dan adakalanya ta’khir (pelaksanaan shalat diletakkan pada
waktu shalat kedua)
Syarat Jama’ Taqdim
Seseorang yang melakukan jama’
taqdim harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
a. Tertib, maksudnya mendahulukan
shalat Dhuhur kemudian Ashar, dan mendahulukan shalat Maghrib kemudian Isya’.
b. Niat jama’ taqdim saat
melaksanakan shalat yang pertama, yakni waktu antara takbirotul ihram sampai
salam. Adapun niatnya adalah:
1. Niat jama’ taqdim shalat Dhuhur
dan Ashar
- shalat Dhuhur
أُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ
مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالٰى
- shalat Ashar
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعَصْرِ مَجْمُوْعًا
بِالظُّهْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالٰى
2. Niat jama’ taqdim shalat Maghrib
dan Isya’
- shalat
Maghrib
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْمَغْرِبِ
مَجْمُوْعًا بِالْعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالٰى
- shalat Isya’
أُصَلِّيْ فَرْضَ الْعِشَاءِ
مَجْمُوْعًا بِالْمَغْرِبِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ للهِ تَعَالٰى
c. Muwalah, yaitu melaksanakan
shalat pertama dan kedua secara berturut-turut, tanpa ada pemisah yang lama.
Oleh karena itu, tidak diperbolehkan melaksanakan shalat diantara kedua shalat
tersebut, walaupun shalat sunah rowatib.
d. Masih dalam keadaan bepergian
sampai selesainya shalat kedua.
Syarat Jama’ Ta’khir
Syarat melakukan jama’ ta’khir ada
dua, yaitu:
a. Niat jama’ ta’khir sebelum
habisnya waktu shalat yang pertama, batasannya adalah sampai waktu yang
sekiranya cukup untuk digunakan melakukan shalat yang pertama.
b.
Masih dalam keadaan bepergian sampai selesainya shalat kedua.